image

Sudut Pandang Siswanto Rusdi Mengenai Kemanan Maritim Indonesia

Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) turut mengundang Siswanto Rudi untuk mengisi acara podcast youtube aspeksindo , dengan tema pembahasan Problematika keamanan Maritim Indonesia . Sesi tanya jawab ini berlangsung pada tanggal 3 mei 2021 , dimana pak Siswanto Rudi sebagai Narasumber mengenai ke maritiman Indonesia sedangkan Dr.Andi Fajar Asti sebagai host .

Siswanto Rusdi adalah pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin), lembaga pengkajian yang fokus di bidang pelayaran, pelabuhan, MET (Maritime Education and Training (MET), dan keamanan maritim. Pria yang akrab disapa bang Sis ini memiliki  latar belakang pendidikan pascasarjana dari FIKOM UPI YAI, Jakarta dan RSIS-NTU, Singapura, setelah gelar sarjana ditempuh di Universitas Ibnu Chaldun Jakarta. Dia pernah bekerja sebagai wartawan dengan posisi terakhir sebelum banting setir adalah koresponden untuk koran Lloyd’s List, Inggris. Pada masanya, terbitan ini merupakan rujukan pelaku usaha pelayaran global. Kini, selain mengelola Namarin, dia juga mengajar di beberapa universitas di Jakarta.

Diacara ini Dr.Andi Fajar Asti menanyakan  keamanan Maritim Indonesia juga menjelaskan tentang definisi maritime.

Definisi negara maritime pada hakikatnya hanya merujuk pada suatu kondisi yang taken for granted  bagi suatu negara , semisal Indonesia yang di anugrahi oleh  Tuhan Yang Maha Kuasa akan wialayah perairan dan sumber kekayaan alam yang luar biasa. Hanya saja untuk menjadi sebuah negara yang kekuatan atau berkapasitas maritime, dibutuhkan strategi yang bersifat komprehnsif  , itegral dan holistic.

“Negara maritim dan kepulauan itu berbeda , negara maritime itu ditandai dengan kemajuan dan kinerja yang baik di bidang pelabuhan , pelayaran . Negara kepulauan indonesia ini sama dengan kepulauan di philipina tapi kita lebih luas  , keamanan maritime di pisahkan menjadi beberapa bagian antara lain  keamanan konvensiaonal  dan non konvensional. Untuk berbicara mengenai keamanan lebih digunakan maritim non konvesional , non konvensional biasanya digunakan oleh agresi militer , seperti penyeludupan dan illegal fishing serta teroris maritim, termasuk narkoba. Bahkan negara sebesar Amerika juga tidak bisa menuntas para penyeludup narkoba jalur maritime , bayangkan armada laut amerika sebegitu canggih masih kecolongan . “Ujar Siswanto Rusdi “

Seluruh dunia memang diseludupi narkoba melalui jalur laut , bahkan negara negara besar yang Sudah maju masih kesulitan menangani hal tersebut. Sekarang ancaman itu semakin meningkat karena para penyeludup menggunakan kapal selam , kalua tidak memakai alat yang canggih maka tidak akan terdeteksi dengan mudah . Kita sebetulnya sudah menyiapkan mungkin skala kita perlu masih ditingkatkan. Dari segi kemanan kalau menurut saya bangsa kita masih terlalu cukup rawan dalam hal keamanan laut . “Ujar Siswanto melanjutkan percakapanya

Arsitektur birokrasi kita ,memiliki banyak actor semuanya menjadi tanggung jawab contohnya kita punya polisi Air , BEA CUKAI ,KPLP , PS2KP . Arsitektur pemerintahan memungkinkan ada banyak instansi dan semuanya memiliki tanggunng jawab walaupun sudah tentu mereka semua bertanggung jawab, kalau saya ditanya tentang tanggung jawab , maka mereka lah semua yang harus bertanggung jawab dalam menjaga keamanan laut indonesia , yang nantinya akan saling berkolaborasi antar satu sama lain .

Leave A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *