RS Apung Karam: Bangun Kembali Kapal RSA dr Lie II

Aspeksindo.or.id – Baru baru ini sejumlah akun sosial media memberitakan mengenai donasi untuk kapal karam RSA Dr.Lie II , Sebab tenggelamnya Rumah Sakit Apung Dr.Lie Dharmawan langsung menyentuh para penggiat sosial media lekas para netizen yang segera menyampaikan rasa prihatin. Antara lain dari ilham akhsanu Ridlo(@iaridlo) yang telah menulis,” Turut berduka cita atas tenggelamnya RSA Dr.Lie Dharmawan disekitar selat Sape , NTB.

Setelah menyelesaikan pelayanan medis di Pulau Semau, Kupang, Nusa Tenggara Timur (14/6), kapal berlayar dari Pelabuhan Tenau, Kupang menuju Torano, Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, tempat pelayanan medis berikutnya. 

Namun sebelum sampai ke pelabuhan, kapal karam di sekitar perairan Selat Sape, Nusa Tenggara Barat pada pukul 14.00 WIT.

Terima kasih kepada Tuhan, seluruh penumpang dan awak kapal yang berjumlah 6 orang masih diberikan keselamatan.

Mereka berhasil menyelamatkan diri sebelum akhirnya mendapat pertolongan dari kapal penumpang KM Niki Sejahtera arah Surabaya.

Purna sudah janji bakti Rumah Sakit Apung (RSA) dr. Lie Dharmawan.

Di hati puluhan ribu masyarakat yang pernah dijangkaunya, karamnya RSA dr. Lie Dharmawan di perairan Bima NTTB (16/6/21) seolah seperti pahlawan yang gugur di medan juang.

Haruskah misi menjangkau mereka yang belum terjangkau oleh akses kesehatan yang layak berhenti?

TIDAK!

RSA dr. Lie Dharmawan akan kembali! Akan lahir RSA dr. Lie Dharmawan II, karena Semangat doctorSHARE untuk menjangkau wilayah 3T tidak pernah padam!

Mari kita bersama sama donasi untuk pembuatan kapal RSA Dr.Lie dengan mengikuti petisi dikitabisa.com.

Aspeksindo-Bangka-Tengah

Aspeksindo Mengunjungi Kota Koba, Gelar Podcast bersama Bupati Bangka Tengah

Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (Aspeksindo) adalah organisasi kerjasama dan hubungan kemitraan antar pemerintah daerah kepulauan dan pesisir, serta sebagai penghubung antara pemerintah daerah kepulauan dan pesisir dengan pemerintah pusat. Organisasi yang didirikan pada tanggal 10 Agustus 2017 ini bersifat mandiri untuk memperjuangkan kepentingan pemerintah daerah kepulauan dan pesisir serta masyarakat dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bertempat di ruang kerja Bupati Bangka Tengah, Dr. Andi Fajar Asti, M.Sc selaku Direktur Eksekutif Aspeksindo hadir mewawancarai Algafry Rahman, S.T., sebagai salah satu Kepala Daerah Pesisir di Bangka Belitung, Jumat (25/06/2021).

Pada podcast ini Fajar meminta sikap dan pendapat Bupati Bateng terkait RUU Daerah Kepulauan, juga tentang terkait pengelolaan sektor perekonomian dan perikanan.

Terkait RUU Daerah Kepulauan, Algafry menyebutkan bahwa pihaknya sangat setuju atas direncanakannya Undang-undang ini karena akan memberikan warna baru terhadap daerah pesisir seperti Bangka Tengah.

“Dampak baiknya terhadap daerah kami, setidaknya, bisa menikmati bantuan-bantuan dana DAK berdasarkan kepulauan. Mari bersama-sama mewujudkan daerah kepulauan ini menjadi bagian sumber devisa penting untuk negara,” ujar Algafry.

Algafry juga berharap pemerintah pusat mementingkan daerah pesisir dan kepulauan sebagai sumber inspirasi untuk membangun devisa negara dan membuat pertumbuhan ekonomi negara semakin baik.

Sementara itu, Fajar menyoal misi Bupati Bangka Tengah bagaimana membawa kabupaten ini menjadi sejahtera dan berkeadilan, khususnya dalam hal perikanan dan kelautan. 

“Dengan cara menyiapkan sumber daya manusia yang unggul, menjadikan semua sektor unggul dalam memajukan masyarakat. Khusus sektor perikanan, kami mengajak masyarakat bisa mandiri dan mengelola tambak rakyat yang sudah disediakan. Kami juga ingin membuat program-program yang saling menguntungkan sesama masyarakat Bangka Tengah,” terang Bupati Bangka Tengah.

Fajar pada kesempatan ini bersama Bupati Bangka Tengah ikut menyuarakan ajakan pada masyarakat untuk mengikuti festival dengan tema Cinta Laut Cinta Indonesia untuk memperingati Ulang Tahun Ke-4 Aspeksindo sekaligus memperingati Hari Kemerdekaan ke-76 Republik Indonesia.*

(AGG-APJ/APJ/Foto:NZR)

Sumber: Diskominfosta Bangka Tengah

WhatsApp Image 2021-06-25 at 00.35.59

Staf Khusus Wapres imbau Daerah Kepulauan Gabung ASPEKSINDO

Aspeksindo.or.id — Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Indonesia (Aspeksindo) bakal menggelar sarasehan pertama pada 3-5 Oktober 2018 di Hotel Borobudur, Jakarta. Wakil Presiden, Jusuf Kalla, dijadwalkan menghadiri acara tersebut.Wapres JK mendukung keberadaan ASPEKSINDO dan kegiatan serasehan kemaritiman nasional yang diadakan nantinya.

Pria berdarah Bugis juga mendukung kerja sama ASPEKSINDO dengan BNI, bank tertua di Indonesia, untuk memaksimalkan potensi usaha kerakyatan di perdesaan sesuai karakteristik wilayah maritim ASPEKSINDO, utamanya wisata bahari dan potensi maritim. Wapres juga menginstruksikan Mendagri untuk mendukung ASPEKSINDO.Dukungan Wapres JK disampaikan langsung saat menerima lawatan pengurus teras ASPEKSINDO di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (5/9/2018).

Wapres JK didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden, Mohamad Oemar, dan Staf Khusus Wakil Presiden, Alwi Hamu.Pada pertemuan tersebut, delegasi ASPEKSINDO dipimpin Muh Rapsel Ali, yang juga pendiri asosiasi ini. Ketua Umum ASPEKSINDO, Basli Ali, berhalangan hadir karena sedang ibadah haji. Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman, yang tampil memperkenalkan pengurus ASPEKSINDO yang hadir.

Gubernur di ASPEKSINDO selaku dewan kehormatan.Wapres JK sempat mempertanyakan perbedaan ASPEKSINSO dengan asosiasi lain, seperti Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) dan Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Lalu dijawab oleh pengurus bahwa ASPEKSINDO sengaja didirikan untuk menangani permasalahan pemerintahan daerah yang berada di kepulauan dan pesisir.“Bedanya lebih khusus, kepulauan memiliki potensi yang banyak, laut, ikan, wisata, ini selama ini tak pernah tersentuh secara khusus,” terang salah satu penggagas ASPEKSINDO, Sokhi Atulo Laoly, yang juga Bupati Kabupaten Nias.Wapres JK menanggapi antusias, dan mendorong percepatan program kerja ASPEKSINDO menangani permasalahan pemerintahan daerah yang berada di kepulauan dan pesisir. Melalui Staf Khusus Wakil Presiden, Alwi Hamu, JK juga mengimbau seluruh daerah pesisir bergabung dengan ASPEKSINDO.”Mengimbau daerah yang punya karakteristik kepulauan agar bergabung dengan ASPEKSINDO,” tutur Alwi Hamu yang juga merupakan Ketua Dewan Pakar ASPEKSINDO. (*)

Sejarah Pelabuhan Paotere , Peninggalan Kerajaan Gowa Tallo

ASPEKSINDO – Pelabuhan Paotere memiliki tempat tersendiri dalam sejarah Kota Makassar. Terletak di bagian utara (tepatnya Kelurahan Gusung, Kecamatan Ujung Tanah), masyarakat mengenalnya sebagai bandar perahu rakyat.

Setiap hari, perahu-perahu merapat membawa berbagai jenis barang. Proses bongkar muat dimulai sejak pagi buta hingga malam menjelang. Selain itu, Paotere juga mahsyur berkat status sebagai pusat belanja tangkapan laut para nelayan. Semua dijajakan dalam kondisi segar.

Nah, daerah sekitar Paotere pun jadi pusat seafood andalan masyarakat Makassar. Rumah-rumah makan dan restoran siap memanjakan lidah pengunjung. Alhasil Paotere masuk dalam daftar kawasan kuliner wajib dikunjungi para turis saat berlibur ke ibu kota Sulawesi Selatan (Sulsel).

Seperti yang disebutkan sebelumnya, Paotere mengiringi perkembangan Makassar. Dalam buku Makassar Doeloe, Makassar Kini, Makassar Nanti (Yayasan Losari, 2000), pelabuhan yang berjarak sekitar 5 kilometer dari pusat kota ini sudah beroperasi sejak abad ke-16.

Catatan sejarah menyebut bahwa pelabuhan Paotere dibangun oleh Raja Tallo ke-2, Karaeng Same’ri Liukang (Samarluka) Daeng Marewa, yang memerintah pada abad ke-15. Pelabuhan ini pula yang menjadi titik pemberangkatan 200 kapal perang, sebagai bagian dari ekspedisi militer ke Malaka dan Kesultanan Samudera Pasai, di tahun 1420 (Zainal Abidin, Persepsi Orang Bugis Makassar tentang Hukum dan Dunia Luar, Alumni, 1983).

Paotere turut jadi bukti hubungan antara kerajaan-kerajaan di Sulsel dengan Portugis. Meski sudah disebutkan dalam catatan bendahara Kerajaan Portugis, Tomé Pires, yang berjudul Suma Oriental. Catatan bertarikh dari 1512 dan 1515 itu menyebut Makassar sebagai “pulau kaya rempah dan emas.”

Yang menarik, dalam pengetahuan pelaut Portugal atau Portugis saat itu, Makassar adalah sebuah pulau sendiri (Os Macasare) dan terpisah dari Sulawesi (Celebes).

Hubungan Diplomatik Portugis dan Makassar

Dalam buku Sejarah Perlawanan Terhadap Imperialisme dan Kolonialisme di Sulawesi Selatan (Direktorat Jenderal Kebudayaan, 1985), perwakilan Portugis di Malaka mengirim utusan untuk menghadap Raja Gowa ke-IX, Daeng Matanre Karaeng Tuma’parisi’ Kallonna, pada 1538.

Tak perlu waktu lama, hubungan dagang kemudian terjalin dengan Gowa-Tallo. Kapal-kapal dagang Portugis mulai merapat di Pelabuhan Sombaopu. Perwakilan dagang (loji) milik Portugis pun didirikan di sekitar Sombaopu.

Sebagian dari mereka pun menetap dan kawin-mawin dengan warga lokal. Salah satunya yakni Francisco Mendez, anak Sultan Alauddin (Raja Gowa ke-XIV, memerintah 1593-1639) dari pernikahannya dengan wanita Portugis. Kelak Francisco Mendez menjadi sekretaris Raja Gowa ke-XV, Sultan Malikussaid (bertahta 1639-1653), yang tak lain adalah saudara tirinya (Zainuddin Tika, Makassar Tempo Doeloe, Pustaka Taman Ilmu, 2019).

Saat VOC yang berhasil merebut bandar Malaka dari Portugis pada Januari 1641, terjadi pengusiran 20.000 orang Portugis. Gowa-Tallo, melalui titah Sultan Malikussaid, menerima pengungsi sebanyak 3.000 orang.

Wakil Bupati Kepulauan Sangihe, Helmud Hontong Meninggal Dunia

ASPEKSINDO – Wakil Bupati Kepulauan Sangihe Helmud Hontong dikabarkan meninggal dunia pada hari ini tanggal 9/06/2021 . Kabar duka menyebar melalui social media Fb , dan terutama group Whatsaap .

Helmud meninggal di pesawat dalam perjalanan Bali menuju Manado yang pesawatnya transit di Makassar .

Kabar meninggalnya Helmud ( Wakil Bupati kepulauan Sangihe ) menjadi duka bagi masyarakat kepulauan Sangihe, Ucapan duka mengalir di media social(Medsos) .

“Kebaikanmu akan selalu diingat seluruh masyarakat Kepulauan Sangihe, Selamat Jalan Papa Embo Helmud Hontong,” Tulis pengguna Facebook .

Kami Keluarga besar dari Asosiasi Pemerintah Daerah Kepulauan dan Pesisir Seluruh Indonesia (ASPEKSINDO) , turut berduka cita yang sedalam dalamnya untuk keluarga yang di tinggalkan maupun kepada masyarakat kepulauan Sangihe . Semoga Amal beliau diterima oleh Tuhan yang maha Esa . Hormat kami kepada Pak Helmud Hontong .

Formulir Pendaftaran Festival Film Dokumenter Aspeksindo

Notes : Pendaftaran Festival Film Dokumenter Aspeksindo Diperpanjang menjadi tanggal 10 Agustus , Baca Selengkapnya...

Budayakan Membaca , jika belum paham bisa di tanyakan melalui whatsaap

Peserta wajib mengikuti peraturan yang telah dibuat oleh tim Aspeksindo , semua formulir yang ada diwebsite ini wajib diisi oleh peserta yang mengikuti lomba Film Dokumenter Aspeksindo .

Untuk perwakilan ketua harap disi formulir pendaftaran di google form serta mengunduh file formulir pendaftaran .

Berikut tahapan untuk mengikuti Festival Film Dokumenter Aspeksindi (FFDA).

Semua berkas maupun video dikirimkan melalui Email ,jika lokasi dekat bisa mengirimkan berkas ke kantor Aspeksindo / email .

1.Follow Instagram kawasan_aspeksindo dan Subscribe Youtube Kawasan Aspeksindo

2. Form Pendaftaran Perwakilan Ketua

Link 1 : Form Pendaftaran Ketua TIM

3. Download Formulir Pendaftaran :

Link 2 : Formulir Pendaftar FFDA (Festival Film Dokumenter Aspeksindo)

Link 3 : Surat Pernyataan

Aspeksindo

Prof Rokhmin Paparkan Strategi Membangun Masyarakat Pesisir di IKN Baru Kaltim

Aspeksindo – Penasehat Menteri Kelautan dan perikanan ( KKP) Prof Rohmin Dahuri Menilai penindahan ibu kota negara Baru (IKN) dari jakarta ke Kalimantan Timur memberikan keuntungan di berbagai sektor terutama investasi .

Masyarakat pesisir harus menjadi bagian terpenting dari Ibu kota negara baru (IKN) .

Hal tersebut disampaikan Prof Rokhimin Dahuri di Desiminasi hasil Kelitbangan yang bertemakan “Kesiapan Masyarakat Pesisir Menuju Ibu Kota Negara Baru (IKN)” Pemerintah Kabupaten Penjam Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur, Acara tersebut dilaksanakan oleh Asosiasi Pemerintah Kabupate Pesisir Seluruh Indonesia(ASPEKSINDO), Kamis (27/5/2021).

“Yang terpenting ada 6 hal pokok yang mesti diperhatikan secara betul betul yakni dari aspek ekonomi yang didalamnya ada jasa serta indsutri, Infrastruktur yang memilki connectivity, environmental management, SDM dan pemerintah yang merupakan bagian terpenting dari Ibu Kota Negara Baru (IKN) . Ini mesti bisa menjadi keinginan hidup masyarakat pesisir”, Ucap Dr.Rokhimin Dahuri .

Pemindahan Ibu kota menurut Dr.Rokhimin , bertujuan untuk pemerataan pembangunan dan kesejahteraan antar wilayah secara proprsional sehingga, perekonomia Indonesia akan lebih produktif dan mampu berdaya saing.

Selain itu , ketua sekaligus dewan pakar ASPEKSINDO itu menyampaikan strategi pembangunan wilayah berbasis pengembangan sumber daya alam dan keberlanjutan lingkungan diantara pertama, minimal 30% total wialayah Kabupaten PPU IKN untuk Kawasan hutan lindung dan 70 % untuk Kawasan pembangunan sesuai dengan UU No.26/2007 tentang Perencanaan Tata Ruang .

Rancangan tata ruang wilayah (RTRW) terpadu: Upland – Coast – Ocean. Ketiga, Pembangunan Beberapa Kawasan Pesisir dan Tepian Sungai sebagai Waterfront City sesuai RTRW – IKN.

Menurut Rokhmin, arti waterfront city adalah konsep pengembangan daerah tepian air baik itu tepi pantai, sungai ataupun danau. 

Ia menambahkan, waterfront city  juga dapat diartikan suatu proses dari hasil pembangunan yang memiliki kontak visual dan fisik dengan air dan bagian dari upaya pengembangan wilayah perkotaan yang secara fisik alamnya berada dekat dengan air di mana bentuk pengembangan pembangunan wajah kota yang terjadi berorientasi ke arah perairan.

Dr.Rokhimin juga mengatakan dan mengusulkan pendapat beliau , untuk membangun kota tepi laut perlu memperhatikan soal citra daerah serta nilai social budaya , ekonomi, nilai kemanusiaan , identitas dan nilai nilai budaya masyarakat setempat .

Konsep waterfront city memiliki 3 fungsi. Pertama mengatasi banjir di bantaran sungai. ““Dikarenakan dalam pengelolaan kota dengan konsep waterfront city diperlukan pembangunan kanal yang berfungsi untuk mengaliri air dari hulu (sungai) ke hilirnya (laut).

Pembangunan ini secara tidak langsung dapat menjadi solusi mengatasi banjir yang kerap melanda beberapa Kota Besar maupun daerah daerah .

Kedua, sebaagai fungsi pariwisata dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 

“Dengan perencanaan yang matang, kota dengan konsep waterfront city tentunya akan mendatangkan keuntungan pariwisata bagi kotanya. Kota waterfront city yang tersusun apik, rapih, dan bersih tanpa melupakan keseimbangan ekosistem sekitar dapat memberikan hasil lebih bagi potensi wisata daerah,” tutur Rokhmin.

Terkait pembangunan kota pintar (smart city), Rokhmin mengatakan, tak ada salahnya Indonesia belajar kepada Swedia. 

“Kita perlu belajar mengelola kota pintar kepada Swedia. Hal itu perlu kita lakukan dalam upaya mengembangkan kota pintar, tak hanya dari sisi penerapan teknologi dalam segala aspek kehidupan, tetapi juga bagaimana menciptakan lingkungan yang berkelanjutan,” papar Rokhmin..

Dalam konteks lingkungan wilayah tata ruang, Ketua Umum Masyarakat Akuakultur Indonesia (MAI) itu mengatakan prinsip-prinsip pembangunan wilayah melalui penataan Kabupaten PPU IKN yang smart, bersih, hijau, indah, nyaman, dan aman (landscaping, taman kota, dll).

“Pengendalian pencemaran, sampah, dan sedimentasi. Restorasi ekosistem alam yang telah rusak. Konservasi biodiversity, restocking, dan stock enhancement. Mitigasi dan adaptasi terhadap Global Climate Change, tsunami, dan bencana alam lainnya,” tegas Rokhmin.

Dr.Rokhimin menyebutkan bahwa kabupaten PPU memiliki potensi perikanan yang harus dimanfaatkan dalam memajukan masyarakat khususnya di pesisir yakni Usaha Perikanan Tangkap, Usaha Budidaya laut, Usaya Budidaya Perairan payau (tambak), Usaha Budidaya perairan tawar: Keramba di sungai, KJA di danau dan bendungan, kolam air tawar, Aquarium/Aquascape serta ikan ikan hias maupun tata aquarium .

Semua Usaha diatas harus menerapkan skala ekonomi, Itegrate Supply Chain Management System, Teknologi mutakhir pada setiap mata rantai pasok, dan prinsip – prinsip pembangunan ramah lingkungan dan berkelanjutan .”Kata Dr.Rokhimin Dahuri .

Rapat Masyarakat Pesisir

Aspeksindo Turut Mendukung Masyarakat Pesisir Menyambut Ibu Kota Negara Baru

Kamis 27 Mei 2021, Aspeksindo mengadakan acara Bersama para bupati yang tergabung dengan Asosiasi Pemerintahan Daerah Kepulauan Dan Pesisir. Acara ini berlangsung mengusung pembicaraan ibu kota baru di Kalimantan serta Masyarakat Pesisir .

Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud (AGM) turut menghadiri dan membuka acara Sosialisasi dan Diseminasi kajian Kesiapan Masyarakat Pesisir Menuju Ibu Kota Negara Baru (IKN) yang digelar secara virtual di Aula Lantai 1 Kantor Bupati Penajam Paser Utara (PPU) .

Acara yang diselenggarakan di PPU , turut di hadiri oleh Tim Asisten Juru Bicara Kepresidenan juga Direktur Pancasarjana Universitas Negeri Jakarta yang ditunjuk sebagai Narasumber dalam kegiatan ini Prof.Nadirah, serta ada juga Ketua Dewan Penasehat KKPRI Prof DR.Rohimin Dahuri , Direktur Eksekutif Sekaligus Ketua HMPI DR.Andi Fajar Asti.

Dalam sambutanya Bupati PPU Mengatakan perlu Dipahami, bahwa masyarakat pesisir di Kabupaten PPU adalah cerminan masyarakat yang memilki potensi besar untuk ditingkatkan kualitasnya dengan memperhatikan peluang dan tantangan dalam hal kesiapan menghadapi perubahan yang sistematis. Juga Kesenjangan pendapatan, Kemiskinan,Pendidikan yang kurang dan kesadaran hukum yang rendah . Tentu nantinya akan berimbas pada buruknya kesehatan dan tingkat ekonomi masyarakat sendiri .

AGM juga menjelaskan rerkait Pemerintah kabupaten atau kota sekarang mempunyai kesempatan untuk mengelola Sumber Daya Alam (SDA) itu sendiri, mengurangi ketergantungan kepada Pemerintah Pusat dan mempunyai potensi menjadi semakin efisien. Pemerintah Daerah mempunyai keleluasaan untuk memerankan tanggung jawabnya seperti yang
terlihat dalam banyaknya peraturan daerah yang dihasilkan. Namun, desentralisasi juga tentu dapat diharapkan dapat lebih mendekatkan masyarakat lokal kepada proses pembuatan keputusan.

Hal tersebut tambah AGM, harus menjadi kunci keterbukaan kesadaran masyarakat pesisir
di Kabupaten PPU menuju pembangunan IKN yang baru. Serta perlu juga dikaji terkait kesiapan masyarakat pesisir di PPU dalam menyiapkan diri menyambut IKN.

” saya sangat mengapresiasi seluruh undangan yang mengikuti acara kegiatan sosialisasi dan diseminasi ini, semoga kajian ini dapat memberi manfaat, wawasan dan ilmu serta menjadi bahan pengambilan kebijakan tentang bagaimana mempersiapkan masyarakat pesisir dalam menyambut IKN ,” Tutupnya (DiskominfoPPU).

foto by aspeksindo media.

Dilansir dari laman : PPU Penajam.

WhatsApp Image 2021-05-20 at 12.14.15 PM

KKP Tangkap Enam Kapal Ikan Ilegal Berbendera Vietnam

JAKARTA (20/5) – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di era Menteri Trenggono menunjukkan kesigapannya dalam mengawal kedaulatan pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia. Operasi pengawasan yang dilakukan di masa liburan Idul Fitri bahkan berhasil menjaring enam kapal pencuri ikan di Laut Natuna Utara pada Minggu (16/5/2021).

“Komitmen kami jelas, kami tidak akan kosongkan pengawasan di laut, termasuk pada saat libur lebaran, kapal pengawas kami masih melaksanakan pengawasan,” ungkap Plt. Direktur Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan, yang juga Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar.

Antam menjelaskan bahwa operasi pengawasan yang dilakukan oleh KP. Hiu Macan 01 dengan Nakhoda Kapten Samson, berhasil melumpuhkan enam kapal ikan berbendera Vietnam yaitu BD 30487 TS, BD 30317 TS, BD 30535 TS, BD 30990 TS, BD 31184 TS dan BD 93742 TS. Keenam kapal tersebut diketahui melakukan penangkapan cumi secara ilegal di perairan Laut Natuna Utara. Saat ini kapal-kapal tersebut telah di ad hoc ke Stasiun PSDKP Pontianak untuk proses hukum lebih lanjut.

Total ada 36 awak kapal yang kami amankan bersama sejumlah barang bukti, termasuk cumi”, jelas Antam.

Sementara itu, Direktur Pemantauan dan Operasi Armada, Pung Nugroho Saksono, yang memimpin pelaksanaan “Operasi Lebaran Laut Natuna” menyampaikan bahwa jajarannya tetap bekerja untuk mengamankan laut Indonesia. Ipunk juga menyampaikan bahwa keberhasilan operasi tersebut tak lepas dari dukungan data hasil analisis Pusat Pengendalian (Pusdal) maupun air surveillance.

“Kami memang sudah mendeteksi keberadaan kapal-kapal tersebut, sehingga kami langsung instruksikan agar dilakukan intercept,” ujar Ipunk.

Penangkapan enam kapal berbendera Vietnam ini menambah panjang daftar kapal ikan yang ditangkap oleh Ditjen PSDKP KKP. Sebanyak 92 kapal telah ditindak selama tahun 2021, yang terdiri dari 70 kapal ikan Indonesia yang melanggar ketentuan dan 22 kapal ikan asing yang mencuri ikan (6 kapal berbendera Malaysia dan 16 kapal berbendera Vietnam). KKP juga terus menunjukkan komitmennya untuk menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan dengan menangkap 55 pelaku penangkapan ikan dengan cara yang merusak (destructive fishing) seperti bom ikan, setrum maupun racun.

HUMAS DITJEN PSDKP

Hari Kenanekaragaman Hayati-Aspeksindo

Hari Keanekaragaman Hayati 2021 ,Tema: We’re Part of the Solution For Nature

Hari Kenanekaragaman Hayati-Aspeksindo
Selamat Hari Keanekaragaman Hayati 2021

Aspeksindo – Hari Keanekaragaman hayati atau disebut Biodiversity Day Tahun ini diperingati Sabtu pada tanggal 22 Mei 2021. Tema peringatan Keanekaragaman Hayati tahun ini adalah “We’are part of the solution #ForNature” atau Bahasa Indonesia “Kami adalah bagian dari solusi #Untuk Alam”

Tema Keanekaragaman Hati tahun ini diumumkan oleh Sekertarian Konvensi Keanekargaman hayati ( Convection on Biological Diversity ) melalui Website resminya.

Dengan bangga website ini mengumumkan Slogan cantiknya untuk Hari Keanekaragaman hayati 2021 : “Kami Adalah Bagian Dari Solusi”, Tulisnya melalui laman resmi.

Slogan tersebut dipilih sebagai kelanjutan dari memontum tahun lalu 2020 bertema “ Solusi kami ada di alam” . Tema tersebut berfungsi sebagai pengingat bagi para masyarakat di penjuru dunia , bahwa keannekaragaman hayati tetap menjadi sebuah jawaban atas beberapa tantangan pembangunan yang berkelanjutan .

Dari Solusi yang mengarah kealam hingga iklim, masalah kesehatan , ketahanan pangan dan sumber air bersih. Mata pencharian yang berkelanjutan ., Keanekaragaman hayati adalah pondasi di mana kita dapat membangun kembali dengan lebih baik “ Tulisanya

Tujuan diperingati hari Keanekaragaman Hayati ini adalah untuk meningkatkan pehaman serta kesadaran menumbuhkan kecintaan terhadap keanekaragaman hayati , agar tatanan bumi menjadi seimbang .

Dimasa pandemic COVID-19 ini, Hari Keanekaragaman Hayati 2021 dapat diperingati salah satunya melalui kampanye online. Masyarakat diharapkan dapat menyadari serta memhami hal – hal tentang keanekaragaman hayati di lingkungan sekitar .

Tanggal 22 mei diperingati seabgai hari keanekaragaman hayati yang telah disepakati oleh Perserikatan Bangsa – Bangsa(PBB). Tujuanya adalah untuk meningkatkan pehaman dan kesadaran tentang isu Keanekaragaman Hayati .

Tentang Pemanfaat keanekaragaman hayati lebih mengarah pada ekspoitasi alam dan mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya tanpa memperhatikan dampak yang di timbulkan .

Selama 7 tahun sejak ditetapkan pada tahun 1993, hari Keanekaragaman Hayati diperingati pada tanggal 29 Desember yang dilatarbelakangi oleh konferensi PBB mengenai Pembangunan dan Lingkungan, yaitu “The Earth Summit” di Rio de Janeiro, Brazil. Dalam konferensi tersebut, salah satu kesepakatan penting yang dihasilkan adalah Konvensi Keanekaragaman Hayati

Namun sejak tahun 2000, Hari Keanekaragaman Hayati diperingati setiap tanggal 22 Mei untuk memperingati adopsi Konvensi pada tanggal 22 Mei 1992 di Nairobi, Kenya. Setiap tahunnya, Hari Internasional Keanekaragaman Hayati mengusung tema berbeda yang ditentukan oleh pihak sekretariat PBB dalam upaya mengangkat isu spesifik terkait dengan keanekaragaman hayati.

Semoga dengan adanya hari keanekaragaman hayati khususnya masyarakat menjadi melek akan kepedulian mengenai lingkungan sekitar . Sebenarnya untuk menjaga keanekaragaman hayati tidak di tanggal 22 Mei , melainkan setiap hari kita harus menjaga keanekaragaman hayati , guna menjaga menjaga ekosistem lingkungan sekitar .

Terutama untuk masyarakat kota yang sekarang ini tidak meperdulikan keanekaragaman hayati sebab dikota yang tumbuh bukan pohon melainkan Gedung – Gedung tinggi sedangkan pohon hanya tinggi beberapa meter saja .

Keanekaragaman hayati perlu dilestarikan . Karena di dalamnya ada sejumlah sepesies asli sebagai bahan mentah perakitan varietas varietas unggul .

Kelestarian pada suatu ekosistem akan terganggu jika ada komponen komponen yang mengalami kerusakan dan jika tatan ekosistem sudah rusak maka semuanya akan menimbulkan perubahan yang sangat drastis .

Sebagai contoh , gangguan tersebut sebenarnya ada pada diri manusia sendiri , penebangan pohon , bencana tanah longsor atau letusan gunung berapi serta pengerukan tanah secara terus menerus .

Mari kita jaga ekosistem kita guna membuat kehidupan yang lebih baik untuk masa depan serta anak cucu kita , kalau bukan kita yang menjaga lalu siapa ? nanti anak cucu kita mau menikmati ap ajika tatanan ekosistem susah rusak secara menyeluruh .

“Selamat Hari Keanekaragaman Hayati 2021 , Salam maritim , Satu Laut Sejuta Manfaat”